Ini 4 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional

Topik mengenai perbedaan bank syariah dan bank konvensional selalu menarik untuk dikulik lebih lanjut. Baik kalangan awam, pembelajar hingga ahli terus melakukan pencarian untuk menggali lebih dalam tentang variabel-variabel pembeda di antara keduanya.  

Di Indonesia sendiri, bank syariah dan bank konvensional saling hidup berdampingan sekaligus bersaing untuk menjadi pilihan institusi keuangan bagi masyarakat. Akan tetapi perbedaan bank syariah dan bank konvensional seperti masih abu-abu di mata masyarakat. Belum ada batasan yang jelas yang menjadi pembeda antara keduanya.

Berbagai pertanyaan tentang bank syariah dan bank konvensional menjadi hal yang sudah lumrah di internet. Oleh karenanya, artikel ini akan mencoba mengulas perbedaan bank syariah dan bank konvensional agar dapat dipahami oleh masyarakat.

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Operasional Perbankan

Beda bank syariah dan bank konvensional yang sangat kentara adalah dari landasan operasional keduanya. Bank syariah sudah pasti melakukan kegiatannya dengan berlandaskan prinsip syariah. Prinsip ini melarang kegiatan operasional perbankan yang mendekati riba. Alih-alih sistem bunga, perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil dalam aktivitas operasionalnya. Dalam sistem bagi hasil, ada kemungkinan bahwa sebuah usaha yang dibiayai bersama dengan nasabah dapat mengalami kerugian.

Selain itu, aturan perbankan syariah tidak hanya memperhatikan peraturan dari institusi konvensional tetapi juga memperhatikan peraturan dari lembaga syariah seperti Majelis Ulama Indonesia dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Bank syariah juga tidak memperbolehkan adanya penyaluran dana masyarakat ke dalam usaha yang yang tidak dibenarkan syariah. Lebih lanjut, jenis usaha yang bisa menjadi nasabah bank syariah tidak boleh mengandung gharar serta maysir.

Berbeda dengan bank syariah, bank konvensional lebih memandang keuntungan sebesar-besarnya sebagai tujuan utama dalam penyaluran dana masyarakat tanpa memandang tipe usaha nasabah pengguna. Dalam arti kata lain, perbankan konvensional lebih terbuka terhadap kegiatan operasionalnya.

Dalam hubungannya dengan nasabah, bank konvensional menggunakan istilah debitur dan kreditur sehingga hubungannya terkesan lebih tegas. Sedangkan pada bank syariah, hubungan antara nasabah dan perbankan lebih bersifat kemitraan dalam arti bekerja bersama dan membagi keuntungan secara lebih adil dan berkah bagi kedua belah pihak. 

Fungsi Perbankan

Dari segi fungsi bank syariah dan bank konvensional juga memiliki perbedaan yang signifikan. Bank syariah memiliki cakupan fungsi lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional. Bank syariah wajib mengedepankan fungsi sosialnya dengan menyalurkan dananya untuk kegiatan-kegiatan syariah seperti zakat, sedekah dan kegiatan sosial lainnya.  Selanjutnya bank syariah menghimpun dana yang berasal dari wakaf nasabah dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan. 

Sedangkan fungsi dari bank konvensional cakupannya lebih sempit karena lebih bebas nilai dan berorientasi pada keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karenanya segala kegiatan investasi dan pendanaan perbankan akan berorientasi pada keuntungan bukan pada manfaat sosial yang di dapat.

perbedaan bank syariah dan bank konvensional

Produk-produk perbankan

Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional juga terlihat pada segi karakter-karakter yang melekat produknya. Bank konvensional hanya membedakan produk-produknya berdasarkan batasan terkait cakupan transaksi yang bisa dilakukan nasabah. Misalnya saja jenis tabungan tipe A dengan tipe B dibedakan berdasarkan besar biaya administrasi atau limit transaksi. Besaran bunga yang didapat oleh nasabah didasarkan pada jumlah pokok pinjaman sehingga mengabaikan fakta bahwa sebuah usaha bisa mengalami untung besar atau sebaliknya.

Sedangkan pada perbankan syariah, baik produk tabungan, deposito mau pendanaan dibedakan berdasarkan akad yang melekat pada jenis produk tersebut. Akad-akad yang sering dikenal adalah akad wadiah, mudharabah, musyarakah dan lainnya. Akad-akad ini nantinya yang akan menentukan besarnya bagi hasil yang diperoleh masing-masing bank dan nasabah. Besar bagi hasil yang didapat juga bergantung pada kinerja usaha yang dibiayai bank. Sehingga jumlahnya akan mengikuti tingkat keuntungan dan rasio bagi hasil pada akad awal yang telah ditentukan. 

Laporan Keuangan Keuangan

Perbedaan laporan keuangan bank syariah dan bank konvensional akan terlihat pada sumber pendapatan dan tujuan penyaluran dana dari kedua bank. Jika dilihat dari laporan keuangannya, keduanya akan memperlihatkan istilah-istilah keuangan yang berbeda.

Perbedaan yang paling mencolok dari kedua laporan perbankan adalah adanya laporan terkait bagi hasil dan juga penggunaan kas bank syariah. Pada laporan keuangan syariah akan terlihat pos-pos penggunaan dana untuk kegiatan sosial seperti zakat, sedekah dan dana sosial lainnya. Perhitungan bagi hasil dari hasil usaha juga akan ditampilkan dalam laporan keuangan bank syariah. Jika dilihat dari neraca perbankan syariah, pos-pos yang diperlihatkan dalam neraca akan produk-produk dengan istilah akad pada perbankan syariah. Hal itu tentunya tidak akan ditemukan pada laporan keuangan bank konvensional.

Demikian tadi ulasan perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang sedikit banyak dapat membantu memberikan gambaran kepada masyarakat tentang dunia perbankan yang didominasi kedua jenis perbankan tersebut.

Back to top button